Ini aku, yang kaku tanpa tarianmu, setidaknya, tidak ada alunan melodi yang mengalun disini, tanpa aku harus memperangkapkan segenap masa lalu, masa kini dan esokku didalam pelukan tidurmu. aku cahaya yang akan semakin redup, jika aku harus menyala sendiri tanpa mu.bahkan aku tidak akan menjadi cahaya, tidak akan menjadi apa-apa,karena layar perahu ku, telah kau selimutkan diantara kisah yang sudah aku pertaruhkan untukmu,bagaimanapun aku tahu, lautan yang menyambangiku bukanlah antara berombak atau tidak,antara badai atau teduh,tapi mampukah rindu kita saling bersahutan, sampai nahkoda yakin karang yang berdiri angkuh didepan buritan kapal kita, adalah karang yang yang akan meluluhlantakkan raga kita, melumat jiwa kita sampai hanya ada air mata yang mengalir deras tanpa ampun.
"jangan terus kan egomu sayang, aku coba peduli untukmu, cobalah keluar dari masalahmu, jangan menghindar". ucapan itu mengalir teduh dari ketulusanmu, sambil menunduk , dengan matamu yang sudah memerah, seperti awan hitam yang sebentar lagi akan menghujam bumi dengan badai dan hujan, halilintar yang salaing bersahut-sahutan. aku hanya menunduk diam, hanya ada dua patah kata yang bisa ku ucapkan, setidaknya itu yang membuat mu yakin bahwa aku mendengar seluruh ucapanmu. "aku bingung, terlalu berat apa yang harus kulewati saat ini, masalah datang tanpa mau tahu aku sedang apa, sedang berduka kah? perihkah?".
mungkin seharian kita sudah lelah, beberapa hari terakhir ini adalah hari yang paling buruk dalam perjalanan cinta kita, mulai sore kemarin, emosi kita meledak, kadang aku sadar, aku terlalu berlebihan menuntutmu, untuk selalu mengerti aku, selalu memintamu tersenyum untukku, padahal dihatimu telah berkecamuk beragam permasalahan lain yang tidak aku mengerti sama sekali, aku sadar begitu tajam ego ku megendalikan persaan, padahal cinta bukan milik salah satu perasaan, tapi dua perasaan sekaligus,yang harus kita selaraskan. seperti malam, jika bintang adalah ego, dan bulan adalah perasaan, maka ego harus terlihat kecil, dan perasaanlah yang menerangi malam sepenuhnya, ego tidak akan pernah hilang, tapi ego juga tidak harus mempu membuat cahaya sendiri, jika malam ingin terlihat indah.
permasalahan-permasalahan kecil yang sangat sepele yang sering membuat kita harus salah paham, kadang sangat berlebihan kita menanggapinya. tapi itulah perasaan, aku yakin, perasaan cinta lah yang mendominasi masalah kita, jika tidak ada cinta, mungkin kita tidak akan saling punya masalah, energi cinta yang ada membuat kita sensitif dengan kondisi hati orang yang kita sayangi.
malam ini, setelah seharian kita benam dalam kesalahpahaman, hanyut dalam ego masing-masing. dan mengapung dalam air mata yang hampir kering, kita saling membela diri, saling menyalahkan, seolah-olah kita sudah tidak mengenal perasaan kita lagi, sangat kontras dengan kebahagian-kebahagian kita yang telah terlewati, kita bercanda dengan cinta, saling membisikkan kerinduan, kita menyatu dan larut, seperti cinta cuma kita berdua yang punya. aku tersenyum sendiiri, gila sendiri, sedih sendiri, takut sendiri, aku takut ego yang menonjol dan mempengaruhiku, membuatmu membenciku, membuatmu jenuh dan meninggalkanku, tanpa ampun aku semakin takut, karena aku sangat menyanyangimu, semampuku.
memelukmu.. yah memelukmu
memelukmu.. dan memelukmu dan memelukmu
sampai aku yakin
dengan memelukmu aku merasa masih dicintai
pucat pasi harapanku
saat ingin menggenggam tangan mu
begitu aku pasrah dengan ketakutanku
sebab kehilanganmu sama dengan menutup hatiku
maafkam aku
jangan benci aku, aku mohon
kuatkan aku dalam ketidaksempurnaanku
lengkapi aku dengan adamu yang selalu menemani jantungku untuk selalu berdetak
jika hidup ku adalah mencintai
hati ku yakin untuk selalu mengalir kearahmu
takdir telah menghargaiku untuk memilihmu
kamu telah menjelma menjadi episode terindah
untuk sampai keabadian memanggilku
Mencintamu Takdir Terindah untukku